Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
QS. Al Baqarah : 261


Coordinates: 6°21'8"S 106°28'40"E

Yayasan Komunitas Satu Benih Indonesia
Notaris Silvia Abbas, SH
SK. Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No. C-483.HT.02.01-TH.2002
No Akta : 18/2010 Tanggal 16 Februari 2010
No NPWP : 03.028.690.0-416.000

Saman dan Janim


Kelas VI SDN Korelet Panongan

Nama Ibu (Janda) : Jannah

Pekerjaan : Kuli Cuci

M. Widiyanto

Kelas IV SDN Korelet Panongan
Nama Bapak : Abid
Pekejaan : Kenek Supir

Rahmat Hidayat

Kelas IV SDN Korelet Panongan
Nama Bapak : Basir
Pekerjaan : Kuli Pasir

Sandi



Kelas V SDN Korelet Panongan
Nama Bapak : Nurjaya
Pekerjaan : Penjual daun salam

Jamaluddin


Kelas V SDN Korelet Panongan
Pekerjaan orang tua : Kuli Pasir

A. Alfiyanto


Kelas III SDN Rancaiyuh
Bapak : Rasyid
Pekerjaan : Penganyam bakul

Siti Mulyati




Kelas I SDN Rancaiyuh
1. Nama : Siti Mulyati
2. No. Induk : 08091034
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tempat Tgl Lahir : Tangerang. 12 Juni 2001
5. Agama : Islam
6. Nama Orang Tua
a. Ayah : Rasid
b. Ibu : Mirnah
7. Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah : Penganyam Bakul
b. Ibu : Ibu Rumah Tangga
8. Alamat : KP. Ranca Serdang RT.015/04
Kel. Rancaiyuh
Kec. Panongan – Banten


Sulistiya



Kelas IV SDN Rancaiyuh Kecamatan Panongan

(Yatim)

Ekasari


Kelas VI SDN Cijantra Kecamatan Pagedangan
Kebutuhan mendesak :
Uang THB sebesar Rp. 350.000

Krisna



Kelas I SDN Cijantra Kecamatan Pagedangan Tangerang

Rara

Kelas : V SDN Curug Kulon
Alamat : Curug Kulon Tangerang
Nama Orang Tua : Sahlan Muntahar
Pekerjaan : Satpam Pasar
Penghasilan/bln : Rp. 400.000

Lukman Nulhakim


Tempat dan Tanggal Lahir : Tangerang, 08 Desember 1992
Kelas III MTS Miftahul Anwar Kp.Korelet
Alamat : Rancaserdang Panongan Tangerang
Nama Bapak : Supadma
Pekerjaan : Buruh (pembuang kotoran ternak)
Nama Ibu : Siti Masitoh
Prestasi : Ranking 6 dari 33 siswa
Cita-cita : Ingin menjadi guru

Laporan Keuangan

Setoran Rp. 35.800.000

Sumber-sumber Lain

  1. Zakat dari seorang Hamba Allah Rp. 5.000.000
  2. Shadaqoh dari hamba-hamba Allah sebesar 5.795.000
  3. Bantuan dari YAZIS Angkasa Pura II BSH Rp. 5.000.000

Pengeluaran :
Uang Bangku Sekolah untuk Wahyu murid kelas I SD sebesar Rp. 150.000
Uang Foto Copy raport, KTP dan KK sebesar Rp. 20.000
Uang pengganti BBM relawan Sanip dan Syaikhu Aliyyudin sebesar Rp. 30.000
Total Rp. 200.000

Penyaluran I Rp. 7.917.000

Penyaluran II Rp. 3.530.000

Santunan Ramadhan 1430 H Rp. 20.795.000

Saldo Akhir Rp. 7.800.000

Data Yayasan Yatim Piatu dan Dhuafa

Yayasan Yatim Piatu Al Ikhwan
Jl Peruri 5 A Tangerang, 15419
Phone: 021-7431850

Yayasan Yatim Piatu Amal Sholeh
Jl Inpres 18/9, Tangerang 15154
Phone: 021-7324278

Yayasan Rydha
Gedung Uttara dan Marsha
Kp. Pasar Sore RT 06/02 Desa Banyu Asih Kec. Mauk
Kab. Tangerang 15530
Telp : 021-59331660HP : 081310635820
Email : yayasan@rumahyatim.or.id

Yayasan Al-Kautsar
Perumahan Cimone Mas II, Kelurahan Cimone,
Kecamatan Karawaci Kota Tangerang

Yayasan Yatim Piatu Media Kasih
Tangerang

Yayasan Putra Asih
Tangerang

YAYASAN PENDIDIKAN YATIM PIATU DAN DHUAFA “AL-UMMAH
Jl. Musyawarah Kp. Sawah lama, kec. CiputatTelp (021) 7490664

Yayasan Al Mubarokah
Kp.Jati Buaran tangerang

Yayasan Himpul Daarus sa’adah
Perumahan Binong Permai Blok F 19 No 22 Rt 08 / 07
Kel. Binong Curug Tangerang




Selamat bergabung

Alhamdulillah daftar orang tua asuh bertambah lagi. Rizki Septiansyah dari Bandung, Imam Subagio dari Tangerang, Ariyadi dari Jakarta, Ari Subandrio dari Tangerang dan Sudarto dari Jakarta.

Barangsiapa melapangkan kesusahan (kesempitan) untuk seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat dan barangsiapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong hamba yang suka menolong kawannya. Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu maka Allah akan mempermudah baginya jalan ke surga. Suatu kaum yang berkumpul dalam sebuah rumah dari rumah-rumah Allah, bertilawat Al Qur'an dan mempelajarinya bersama maka Allah akan menurunkan ketentraman dan menaungi mereka dengan rahmat. Para malaikat mengitari mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan para malaikat yang ada di sisiNya. Barangsiapa lambat dengan amalan-amalannya maka tidak dapat dipercepat dengan mengandalkan keturunannya. (HR. Muslim)

Rincian Setoran

Tanggal

Nama

Jumlah Setoran

18/02/2009

Agung Sedayu

1.000.000

20/02/2009

Kenny

100.000

25/02/2009

Ernawati

150.000

25/02/2009

Saryono

100.000

25/02/2009

Tety Gunarti

100.000

25/02/2009

Endang Supriatna

100.000

26/02/2009

Mas Herlin

50.000

27/02/2009

Yossuwagiono

100.000

27/02/2009

Pramujiono

50.000

27/02/2009

Sri Suyono

25.000

27/02/2009

Komarudin

50.000

27/02/2009

Mimien Suyatmini

75.000

27/02/2009

Suhartono

100.000

27/02/2009

Erick Arrachman

25.000

27/02/2009

Daryanto

250.000

27/02/2009

Eka Maria

500.000

27/02/2009

Erry Dwi Prasetyo

100.000

02/03/2009

Mandu Chaerani

50.000

02/03/2009

Tri Utami

50.000

02/03/2009

Maman Sutriaman

50.000

02/03/2009

Budi Indrawati

50.000

02/03/2009

Yayan Hendrayani

200.000

02/03/2009

Triningsih

50.000

02/03/2009

Budi Hendro

50.000

02/03/2009

Eko Prihadi

150.000

02/03/2009

Indah Suryandari

600.000

04/03/2009

Dude Rachmawan

25.000

04/03/2009

Indah Suryandari

50.000

04/03/2009

Eko Diantoro

200.000

04/03/2009

RP. Harry Cahyono

300.000

04/03/2009

Deni Krisnowibowo

1.200.000

04/03/2009

Yayan Hendrayani

190.000

04/03/2009

Abah Salma

200.000

06/03/2009

Maman Sutriaman

50.000

14/03/2009

Rezki Septiansyah

200.000

16/03/2009

Imam Subagio

200.000

 

Jumlah

6.740.000

Sepatu Ali dan Zahra



Bagi anda yang pernah menonton Children of Heaven karya sutradara Majid Majidi, maka yang langsung terlintas adalah tentang sepasang sepatu yang digunakan secara bergantian oleh kakak beradik Ali dan Zahra. Film yang berasal dari negeri Imam Khomeini, Iran ini begitu menyentuh perasaan siapa saja yang menontonnya. Kecuali bagi orang yang hatinya terbuat dari batu.


Kisah di dalam film ini bukan fiksi. Kisah di dalam film ini juga ada di sekitar kita. Di tengah masyarakat kita. Atau mungkin di lingkungan keluarga dan kerabat kita sendiri.


Di tengah gencarnya teknologi informasi dan modernisasi dalam segala hal, nun di sekitar kita kisah sepatu Ali dan Zahra adalah realita. Sepatu untuk beberapa kalangan menjadi simbol prestise. Harganya, bentuknya, merknya, dimana belinya menjadi sebuah simbol "siapa diri kita sebenarnya".


Meski, toh, sama-sama digunakan untuk melindungi kaki dari panas, debu dan mungkin saja "kotoran", sepatu tetap memiliki cita rasa kemewahan tersendiri, seperti halnya baju, celana, tas dan peralatan teknologi.


Tapi tidak bagi Siti Nabila, Diah Nurseha, Wahyu, Melati dan anak-anak lain di pinggiran sejarah modernisasi. Mereka menganggap sepatu sebagai sebuah kewajiban yang harus dimiliki agar dapat pergi ke sekolah. Sama seperti kisah Ali dan Zahra. Sepatu yang hanya sepasang ini, harus mereka pelihara semaksimal mungkin agar bentuknya tetap mirip sepatu agar guru sekolah tidak mengeluarkan mereka karena dianggap tidak menggunakan sepatu.


Berbeda mungkin halnya dengan anak-anak kita dari kalangan yang dianggap mampu. Sepatu kita belikan kapan mereka mau. Kalau perlu dibeli dengan berbagai bentuk dan mode tergantung situasi dan kondisi acaranya. Kalau untuk sekolah yang berwarna hitam, untuk olah raga yang lain lagi, apalagi acara pesta dan piknik. Dan kalau sedikit saja sobek di bagian tertentu maka kita akan memasukkannya ke keranjang sampah, karena anak kita malu untuk memakainya.
Tapi tidak bagi Siti Nabila, Diah Nurseha, Wahyu, Melati dan anak-anak lain di pinggiran sejarah modernisasi. Sepatu bagi mereka tetap harus dipertahankan sampai titik bentuk penghabisan. Karena, kalau tidak, mereka harus menunggu satu tahun berikutnya, menunggu jatah pembagian dari BOS pemerintah. Atau menunggu bapaknya berhasil membuat 10 anyaman bakul, itupun mengganggu stabilitas jatah makan sekeluarga.

Anda punya sepatu yang masih layak untuk mereka ?

Berikan kepada mereka, karena mungkin sepatu itu yang akan menjadi satu benih kebaikan yang kelak menolong kita di Yaumil Hisab.

Jangan berbicara tentang Facebook di hadapan mereka

Sabtu, 14 Maret 2009

Saya, Imam Subagio dan Muhammad Subhan berangkat menuju salah satu lokasi anak-anak asuh di desa Rancaiyuh Panongan Tangerang. Disana sudah menanti Endin dan Sanip (warga setempat) yang siap mengantarkan ke rumah calon anak-anak asuh sesuai dengan data yang telah diberikan kepada saya beberapa hari sebelumnya.

Karena jam masih menunjukkan pukul 10.30, kami pun minum kopi dahulu di rumah "sederhana" Sanip yang mirip warung ( dulunya memang warung betulan), sambil menunggu anak-anak pulang sekolah.


Kamipun  ngobrol ngalur ngidul, dari masalah Abunawas, Nasrudin Hoja dan Si Jahil Juha, kemudian berlanjut ke Rokok Sehat Sin yang membuat Endin KO, masalah-masalah spiritual, hingga seputar Jin. Dan obrolan berhenti ketika adzan dhuhur berkumandang.

Kamipun pergi ke Masjid yang berjarak hanya 30 meter dari rumah Sanip. Masjid yang cukup luas dengan bangunan yang kokoh berarsitektur modern, tapi sayang tempat "pipis"nya terbuka dan beralas tanah. Yang menandakan bahwa itu  tempat buang air kecil adalah adanya kran dan selokan kecil yang airnya langsung diserap oleh tanah.

Di dalam masjid sudah ada formasi jamaah 11, yaitu formasi 1 orang Imam dan 1 orang ma'mum. Sayang sekali masjid sebagus ini hanya ada 2 orang di dalamnya. Kami berlima bergabung bersama 2 orang tersebut. Dan setelah usai muncul seorang lelaki tua yang kemudian ikut sholat. Sendirian.

Setelah shalat maka kamipun segera pergi ke rumah anak-anak yang ada di dalam data. Dimulai dari rumah Wahyu, anak kelas I SDN IV Rancaiyuh Kecamatan Panongan Tangerang.


Tidak ada kata-kata yang diungkapkan untuk menggambarkan "rumah" Wahyu. Dinding bilik yang miring ke kanan, dengan "fondasi" yang sudah terangkat. Tambalan triplek, bambu dan bilik yang saling tumpang tindih. Sebuah kain berwarna kuning bergoyang-goyang dibelakang rumah yang ternyata adalah "pintu belakang" rumah mereka. Kain itu ternyata bekas spanduk partai PKS.


Sementara orang-orang yang berpunya menjadikan marmer atau keramik sebagai alas rumah, maka Pak Daim, bapaknya Wahyu cukup dengan tanah liat yangbergelombang.
Sementara sebagian besar orang-orang berlomba-lomba memenuhi isi rumahnya dengan perabot dari yang paling standar hingga yang paling mewah, maka rumah Wahyu tidak memilikinya.

Tidak ada televisi dan radio, karena kesunyian berbicara dalam bahasa yang paling rahasia.
Tidak ada lukisan-lukisan penghias dinding, karena bilik buram dapat menjadi sejuta warna.
Tidak ada foto keluarga yang menjadi kebanggaan si pemilik rumah, karena sepotong lauk tempe telah membuat mereka serasa di surga.
Tidak ada listrik di dalam sana, karena pancaran listrik tetangga sudah masuk melalui celah bilik rumahnya
Tidak ada jam dinding penunjuk waktu, karena waktu bagi mereka adalah sama.
Semuanya ketidaadaan.
Yang ada hanya sebuah bangku kayu panjang untuk orang berjualan baso dan sebuah meja usang yang diatasnya ada satu buah termos dan teko yang ditemani 1 buah gelas.



Yang ada hanya satu buah lemari yang jadi pembatas bahwa ruangan di belakang lemari adalah sebuah dapur.
Yang ada sebuah lampu templok sebagai bukti kesetiaan mereka terhadap minyak tanah
Yang ada sebuah kamar tidur untuk mereka berlima. Beralaskan tikar yang diatasnya ada sebuah kasur tipis usang.
Kamar tidur yang dikelilingi oleh karung-karung beras agar ketika hujan air tidak masuk ke dalamnya dan bebek-bebek tidak salah masuk sarangnya.
 


Kami tidak banyak berkata-kata, karena rumah mereka sudah bercerita segalanya.
Kami tidak banyak berbicara, karena jiwa kami tersungkur oleh ketabahannya
Kami tidak sanggup menatap mereka, karena rasa malu kepada Allah dan diri kami sendiri
Kami tidak sanggup segalanya........
Bahkan hanya sekedar menangkap pancaran mata lugu anak-anaknya
Bahkan untuk membalas senyuman tulus dari keluarga yang seolah-olah kemiskinan telah menjadi miliknya.

Hanya setetes air mata, tanpa kami sadari tumpah menjadi saksi bahwa Allah ada di dekatnya
Kami bertiga, membisu seribu bahasa di tengah berkecamuknya perasaan berdosa di hadapan Sang Pencipta
Maka jangan berbicara tentang Facebook di hadapan mereka.

Diah Nurseha

Diah Nurseha, siswi kelas III SDN IV Rancaiyuh ini tinggal bersama kedua orang tua dan 3 saudaranya di sebuah rumah yang juga tidak jauh berbeda dengan rekannya. Wahyu bin Daim. Bapaknya, Husein bekerja sebagai buruh anyam yang memiliki penghasilan tidak lebih dari Rp. 400.000 per bulan.
Ia memiliki satu buah tas usang dan 2 pasang sepatu yang terlihat kumal. Tapi ia cukup berbangga memilikinya, Ini terlihat dari pancaran matanya ketika bercerita tentang sepatunya.



Siti Nurapipah


TTL : Tngerang, 05-10-1998
Kelas V SDN IV Rancaiyuh Panongan Tangerang.
Prestasi : Peringkat 3 dari 31 siswa

Bapaknya bernama Supadma yang bekerja sebagai kuli pembuang kotoran sapi di sebuah peternakan dengan upah 300.000 per bulan. Dan baru satu minggu ini ia sudah tidak bekerja lagi karena peternakan sapi tempat ia bekerja mengalami bangkrut.









Ibunya mengajar mengaji anak-anak sekitar di malam hari dan tanpa meminta bayaran.

Sumiati

  

Suminar



Suminar duduk di kelas II.
Bapaknya seorang buruh pabrik yang penghasilannya 300.000 per bulan.

Ambarwati

 
Ambarwati duduk di kelas VI. Ia tinggal bersama ibu dan 2 saudaranya. Ibunya berjualan nasi uduk yang penghasilannya hanya sekitar 300.000 per bulan. Bapaknya sudah tidak ada.

Siti Nabila

 
Siti Nabila duduk di kelas III. Ia tinggal bersama ibu dan 2 saudaranya. Ibunya, Yati berjualan nasi uduk yang penghasilannya hanya sekitar 300.000 per bulan. Bapaknya sudah tidak ada.
Ia memiliki sepatu yang sudah tidak layak untuk digunakan.
 
Ia dengan Ambarwati saudara beradik

Melati

   

Melati anak yatim. Ia duduk di kelas I SDN IV Rancaiyuh. Bapaknya meninggal dunia 1 tahun yang lalu di daerah Jatiuwung akibat kecelakaan motor. Sekarang ia bersama ibunya, Uun Juniarsih dan adiknya tinggal dengan neneknya.

  

Santi

  
        
Santi binti Sanam, kelas III SDN Rancaiyuh.
Bapaknya buruh pabrik dengan penghasilan sekitar 450 ribu per bulan

  
Sepatu Santi

Wahyu



1. Nama : Wahyu
2. No. Induk : 08.09.1041
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Tempat Tgl Lahir : Tangerang. 19 Juli 2001
5. Agama : Islam
6. Nama Orang Tua
a. Ayah : Daim
b. Ibu : Supinah
7. Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah : Buruh
b. Ibu : Ibu Rumah Tangga
8. Alamat : KP. Ranca Serdang RT.015/04
Kel. Rancaiyuh
Kec. Panongan - Banten

Wahyu bin Daim. Bapaknya bekerja sebagai penganyam rotan dengan penghasilan sekitar 250 ribu per bulan, dengan 3 anak. Rumahnya (???) penuh tambalan triplek dan bilik. Bahkan pintu belakangnya hanya berupa kain. Sedangkan tempat tidurnya hanya di atas kasur sangat tipis beralas tikar diatas tanah liat.
Anak kelas 1 SDN Rancaiyuh ini membutuhkan perlengkapan sekolah berupa sepatu, buku tulis, tas, sepatu dan seragam sekolah. Selain itu iapun belum melunasi pembayaran "uang bangku" sebesar Rp. 150.000.

Visi dan Misi

Visi
Menggapai Ridha Allah melalui benih amal kebaikan yang kelak menjadi penolong di Yaumil Hisab

Misi
Mencintai anak yatim dan dhuafa seperti Rasulullah Muhammad mencintai mereka
Memotong mata rantai kemisikinan dan kebodohan melalui pendidikan yang berkesinambungan
Menginvestasikan harta ke dalam Deposito Akhirat

Definisi Anak Asuh

Calon Anak Asuh
adalah anak usia sekolah dari keluarga tidak mampu yang membutuhkan bantuan dari orang lain agar dapat menyelesaikan Pendidikan Dasar 9 Tahun secara berkesinambungan.

Anak Asuh
adalah Calon Anak Asuh yang telah mendapatkan bantuan dari orang tua asuh untuk mengikuti Pendidikan Dasar 9 Tahun.

Definisi Orang Tua Asuh

Calon Orang Tua Asuh
adalah perorangan, kelompok dan atau Lembaga / Organisasi / Badan / Perusahaan yang mempunyai minat dan potensi untuk menjadi orang tua asuh.

Orang Tua Asuh
adalah warga masyarakat, baik perorangan maupun kelompok, yang secara sukarela memberikan bantuan pendidikan kepada anak sekolah dari keluarga tidak mampu agar mereka dapat menyelesaikan pendidikan formalnya.

Orang Tua Asuh Khusus
warga masyarakat, baik perorangan maupun kelompok yang memberikan bantuan pendidikan kepada Anak Asuh dengan permintaan khusus (menentukan alamat sekolah, kelas, daerah asal, dll).

Orang Tua Asuh Mitra
warga masyarakat, baik perorangan maupun kelompok yang secara suka rela memberikan bantuan pendidikan langsung kepada Anak Asuh dengan menggunakan data yang ada.

Orang Tua Asuh Sinambung
warga masyarakat, baik perorangan maupun kelompok yang memberikan bantuan pendidikan kepada Anak Asuh secara berkesinambungan agar mereka dapat menyelesaikan pendidikan formalnya sampai tamat.

Daftar Anak Asuh

Kecamatan Pagedangan Tangerang

  1. Krisna bin Kuat Wahyudi, Kelas II SDN Cijantra
  2. Eka Sari binti Kuat Wahyudi, Kelas VI SDN Cijantra

Kecamatan Legok Tangerang

  1. Hasbi bin Iwan (Alm), Kelas III MI Darul Mu'min
  2. Tigi bin Pendek (Alm), Kelas III MI Darul Mu'min
  3. Mila binti Jakar (Alm), Kelas IV MI Darul Mu'min
  4. Hamsatun binti Murodi (Alm), Kelas V MI Darul Mu'min
  5. Mimid bin Jakar (Alm), Kelas VI MI Darul Mu'min
  6. Emar bin Ma'mun (Alm), Kelas VII MTS Al Marwah
  7. Sapar bin Somad (Alm), Kelas VII MTS Al Marwah
  8. Ayub bin Boim Kelas V MI Nurshobbah Kp. Baru Cijantra
  9. Indah Fajarwati binti Saleh Kelas II SDN Cijantra III
  10. M. Nurkholis bin Alm. Artas Kelas II MI Nurshobbah Kp. Baru Cijantra
  11. Neneng Nur Sopianah binti Saleh Kelas V SDN Cijantra III
  12. Putri Ayu binti Ecih (Janda) Kelas IV SDN Bojong Nangka
  13. Rohilah binti Alm. Artas Kelas V MI Nurshobbah Kp. Baru Cijantra
  14. M. Alawuddin Fadlurrahman bin Zainuddin Kelas I MI Nurshobbah Kp. Baru Cijantra
  15. Henrik bin Boim Kelas II MI Nurshobbah Kp. Baru Cijantra

Kecamatan Panongan Tangerang

  1. Wahyu bin Daim, Kelas I SDN IV Rancaiyuh
  2. Melati binti Uun Uniarsih (Janda), Kelas I SDN IV Rancaiyuh
  3. Siti Mulyati binti Rosyid, Kelas I SDN IV Rancaiyuh
  4. Sumiati binti Nala, Kelas II SDN IV Rancaiyuh
  5. Suminar binti Deden, Kelas II SDN IV Rancaiyuh
  6. Irfan Permana bin Adi Lala, Kelas II SDN IV Rancaiyuh
  7. Adam Maulana bin Udin, Kelas II SDN IV Rancaiyuh
  8. Siti Nurdiah binti Nurjaya, Kelas II SDN Rancaiyuh II
  9. Dedi Alfiana bin Jahana, Kelas II SDN Rancaiyuh II
  10. Diah bin Subur, Kelas II SDN Rancaiyuh II
  11. Siti Nabila binti Yati (Janda), Kelas III SDN IV Rancaiyuh
  12. Novitasari binti Narta, Kelas III SDN IV Rancaiyuh
  13. Ahmad Alfianto bin Rosyid, Kelas III SDN IV Rancaiyuh
  14. Elisa binti Ali, Kelas III SDN Rancaiyuh
  15. Diah Nurseha binti Mad Husen, Kelas III SDN Rancaiyuh
  16. Sumiyati binti Isah (janda), Kelas III SDN Rancaiyuh II
  17. Jepri bin Jasi (janda), Kelas III SDN Rancaiyuh II
  18. Sugian bin Nala, Kelas IV SDN IV Rancaiyuh
  19. Siti Farida binti Iko, Kelas IV SDN IV Rancaiyuh
  20. Eva binti Ali Ganda, Kelas IV SDN IV Rancaiyuh
  21. Sulistiya binti Minah (Janda), Kelas IV SDN IV Rancaiyuh
  22. Abdullah bin Mad Husen, Kelas IV SDN Rancaiyuh
  23. Santi binti Sanam, Kelas IV SDN Rancaiyuh
  24. Rahmat Hidayat bin Basir, Kelas IV SDN Rancaiyuh II
  25. M. Widianto bin Abid, Kelas IV SDN Rancaiyuh II
  26. Shely Marcelina binti Narta, Kelas V SDN IV Rancaiyuh
  27. Cecep Hadromi bin Hasan, Kelas V SDN IV Rancaiyuh
  28. Jamaluddin bin Arbani, Kelas V SDN Rancaiyuh II
  29. Sandi bin Nurjaya, Kelas V SDN Rancaiyuh II
  30. Siti Nur Afifah binti Supadma, Kelas V SDN IV Rancaiyuh
  31. Ambarwati binti Yati (Janda), Kelas VI SDN IV Rancaiyuh
  32. Toni bin Nawita, Kelas VI SDN IV Rancaiyuh
  33. Saman bin Jannah (janda), Kelas VI SDN Rancaiyuh II
  34. Janim bin Jannah (janda), Kelas VI SDN Rancaiyuh II
  35. Windri binti Jannah (janda), Kelas VI SDN Rancaiyuh II
  36. Nia Rosita binti Jahana, Kelas VI SDN Rancaiyuh II
  37. Siti Muti'ah binti Iko, Kelas VII SDN IV Rancaiyuh
  38. Iin Chaeriyah binti Ali, Kelas VII MTS Panongan
  39. Taufan

Kecamatan Curug Tangerang

  1. Rara bin Sahlan Muntahar, V SDN Curug Kulon

Kp. Cibalanarik, Singaparna Tasikmalaya

  1. Dewi Nuraeni binti Udin kelas VI SDN Sangiang Tasikmalaya
  2. Euis binti Alm Ateng kelas VI SDN Sangiang Tasikmalaya
  3. Desi binti Udin kelas I SDN Sangiang Tasikmalaya
  4. Hani binti Alm Ateng kelas I SDN Sangiang Tasikmalaya
  5. Deti binti Udin kelas VII MTsN Tanjungjaya Tasikmalaya

Kotabumi Tangerang

  1. Shabrina binti Darto Siswi kelas III SMA Kota bumi

Kecamatan Kresek Tangerang

  1. Mukhlisah
  2. Nanang
  3. Nuriyah

Serang

  1. Leny Siswi Kelas III SMK Serang

Pandeglang

  1. Avian Siswa kelas II SMK 7 Cilegon Pandeglang

Citayam Depok

Engga Safira binti Saprodih, Kelas IV MI Hidayatul Islam Pasir Putih Sawangan Depok

DKI Jakarta

  1. Hamzah bin Taufik Momuntu Siswa kelas I SMK Atthohirin

Daftar Orang Tua Asuh

  1. Abah Salma
  2. Abdul Madjid (Bank Mandiri)
  3. Agung Sedayu
  4. Ari Subandrio
  5. Ariyadi
  6. Budi Hendro
  7. Budi Indrawati
  8. Daryanto
  9. Deni Krisnowibowo
  10. Dude Rachmawan
  11. EM Karmawaty
  12. Eko Diantoro
  13. Eko Prihadi
  14. Endang Supriatna
  15. Erick Arrachman
  16. Ernawati
  17. Erry Dwi Prasetyo
  18. Imam Subagio
  19. Indah Suryandari
  20. Kenny Priani
  21. Komarudin
  22. Maman Sutriaman
  23. Mandu Chaerani
  24. Mas Herlin
  25. Mimien Suyatmini
  26. Pramujiono
  27. R. Soebowo
  28. Rezki Septiansyah (Bandung)
  29. RP. Harry Cahyono
  30. Saryono
  31. Sri Suyono (Yongki)
  32. Sudarto
  33. Suhartono
  34. Tety Gunarti
  35. Tri Utami
  36. Triningsih
  37. Tuningsih
  38. Wiwiek Surtiati
  39. Yayan Hendrayani
  40. Yossuwagiono
  41. Yuli Andriani
  42. Salahudin Rafi
  43. Hariyanto
  44. Syamsul Bahri
  45. Hendra (Tanjung Pinang)

Seven Steps To Heaven (Hanya untuk yang berakal)

Apakah orang yang mengetahui bahwa yang diturunkan Tuhan kepadanya adalah benar sama dengan orang yang buta?
Hanya orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran

Yaitu orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak melanggar perjanjian

Dan orang-orang yang menghubungkan tali silaturahmi sebagaimana Allah perintahkan untuk dihubungkan

dan mereka takut kepada Tuhan mereka dan takut kepada hisab yang buruk.

Dan orang-orang yang tabah karena mencari keridhaan Tuhannya
,

mendirikan shalat

dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan

serta menolak kejahatan dengan kebaikan.

Merekalah yang mendapat tempat akhir yang baik
(Q.S. Ar-Ra'd 19-22)

Anda Tertarik ? Ini MLM Akhirat

Dengan Paket Rp.25.000 untuk 1 anak, maka Allah menganjar dengan 700 kali lipat.

Peta Panti Yatim Satu Benih

Peta Panti Yatim Satu Benih

No More Lintang

No More Lintang