Siti Mulyati
Kelas I SDN Rancaiyuh
1. Nama : Siti Mulyati
2. No. Induk : 08091034
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tempat Tgl Lahir : Tangerang. 12 Juni 2001
5. Agama : Islam
6. Nama Orang Tua
a. Ayah : Rasid
b. Ibu : Mirnah
7. Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah : Penganyam Bakul
b. Ibu : Ibu Rumah Tangga
8. Alamat : KP. Ranca Serdang RT.015/04
Kel. Rancaiyuh
Kec. Panongan – Banten
Rara
Alamat : Curug Kulon Tangerang
Nama Orang Tua : Sahlan Muntahar
Pekerjaan : Satpam Pasar
Penghasilan/bln : Rp. 400.000
Lukman Nulhakim
Alamat : Rancaserdang Panongan Tangerang
Laporan Keuangan
Setoran Rp. 35.800.000
Sumber-sumber Lain
- Zakat dari seorang Hamba Allah Rp. 5.000.000
- Shadaqoh dari hamba-hamba Allah sebesar 5.795.000
- Bantuan dari YAZIS Angkasa Pura II BSH Rp. 5.000.000
Pengeluaran :
Uang Bangku Sekolah untuk Wahyu murid kelas I SD sebesar Rp. 150.000
Uang Foto Copy raport, KTP dan KK sebesar Rp. 20.000
Uang pengganti BBM relawan Sanip dan Syaikhu Aliyyudin sebesar Rp. 30.000
Total Rp. 200.000
Penyaluran I Rp. 7.917.000
Penyaluran II Rp. 3.530.000
Santunan Ramadhan 1430 H Rp. 20.795.000
Saldo Akhir Rp. 7.800.000
Data Yayasan Yatim Piatu dan Dhuafa
Jl Peruri 5 A Tangerang, 15419
Phone: 021-7431850
Yayasan Yatim Piatu Amal Sholeh
Jl Inpres 18/9, Tangerang 15154
Phone: 021-7324278
Yayasan Rydha
Gedung Uttara dan Marsha
Kp. Pasar Sore RT 06/02 Desa Banyu Asih Kec. Mauk
Kab. Tangerang 15530
Telp : 021-59331660HP : 081310635820
Email : yayasan@rumahyatim.or.id
Yayasan Al-Kautsar
Perumahan Cimone Mas II, Kelurahan Cimone,
Kecamatan Karawaci Kota Tangerang
Yayasan Yatim Piatu Media Kasih
Tangerang
Yayasan Putra Asih
Tangerang
YAYASAN PENDIDIKAN YATIM PIATU DAN DHUAFA “AL-UMMAH
Jl. Musyawarah Kp. Sawah lama, kec. CiputatTelp (021) 7490664
Yayasan Al Mubarokah
Kp.Jati Buaran tangerang
Yayasan Himpul Daarus sa’adah
Perumahan Binong Permai Blok F 19 No 22 Rt 08 / 07
Kel. Binong Curug Tangerang
Selamat bergabung
Barangsiapa melapangkan kesusahan (kesempitan) untuk seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat dan barangsiapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong hamba yang suka menolong kawannya. Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu maka Allah akan mempermudah baginya jalan ke surga. Suatu kaum yang berkumpul dalam sebuah rumah dari rumah-rumah Allah, bertilawat Al Qur'an dan mempelajarinya bersama maka Allah akan menurunkan ketentraman dan menaungi mereka dengan rahmat. Para malaikat mengitari mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan para malaikat yang ada di sisiNya. Barangsiapa lambat dengan amalan-amalannya maka tidak dapat dipercepat dengan mengandalkan keturunannya. (HR. Muslim)
Rincian Setoran
Tanggal | Nama | Jumlah Setoran |
18/02/2009 | Agung Sedayu | 1.000.000 |
20/02/2009 | Kenny | 100.000 |
25/02/2009 | Ernawati | 150.000 |
25/02/2009 | Saryono | 100.000 |
25/02/2009 | Tety Gunarti | 100.000 |
25/02/2009 | Endang Supriatna | 100.000 |
26/02/2009 | Mas Herlin | 50.000 |
27/02/2009 | Yossuwagiono | 100.000 |
27/02/2009 | Pramujiono | 50.000 |
27/02/2009 | Sri Suyono | 25.000 |
27/02/2009 | Komarudin | 50.000 |
27/02/2009 | Mimien Suyatmini | 75.000 |
27/02/2009 | Suhartono | 100.000 |
27/02/2009 | Erick Arrachman | 25.000 |
27/02/2009 | Daryanto | 250.000 |
27/02/2009 | Eka Maria | 500.000 |
27/02/2009 | Erry Dwi Prasetyo | 100.000 |
02/03/2009 | Mandu Chaerani | 50.000 |
02/03/2009 | Tri Utami | 50.000 |
02/03/2009 | Maman Sutriaman | 50.000 |
02/03/2009 | Budi Indrawati | 50.000 |
02/03/2009 | Yayan Hendrayani | 200.000 |
02/03/2009 | Triningsih | 50.000 |
02/03/2009 | Budi Hendro | 50.000 |
02/03/2009 | Eko Prihadi | 150.000 |
02/03/2009 | Indah Suryandari | 600.000 |
04/03/2009 | Dude Rachmawan | 25.000 |
04/03/2009 | Indah Suryandari | 50.000 |
04/03/2009 | Eko Diantoro | 200.000 |
04/03/2009 | RP. Harry Cahyono | 300.000 |
04/03/2009 | Deni Krisnowibowo | 1.200.000 |
04/03/2009 | Yayan Hendrayani | 190.000 |
04/03/2009 | Abah Salma | 200.000 |
06/03/2009 | Maman Sutriaman | 50.000 |
14/03/2009 | Rezki Septiansyah | 200.000 |
16/03/2009 | Imam Subagio | 200.000 |
Jumlah | 6.740.000 |
Sepatu Ali dan Zahra
Bagi anda yang pernah menonton Children of Heaven karya sutradara Majid Majidi, maka yang langsung terlintas adalah tentang sepasang sepatu yang digunakan secara bergantian oleh kakak beradik Ali dan Zahra. Film yang berasal dari negeri Imam Khomeini, Iran ini begitu menyentuh perasaan siapa saja yang menontonnya. Kecuali bagi orang yang hatinya terbuat dari batu.
Kisah di dalam film ini bukan fiksi. Kisah di dalam film ini juga ada di sekitar kita. Di tengah masyarakat kita. Atau mungkin di lingkungan keluarga dan kerabat kita sendiri.
Di tengah gencarnya teknologi informasi dan modernisasi dalam segala hal, nun di sekitar kita kisah sepatu Ali dan Zahra adalah realita. Sepatu untuk beberapa kalangan menjadi simbol prestise. Harganya, bentuknya, merknya, dimana belinya menjadi sebuah simbol "siapa diri kita sebenarnya".
Meski, toh, sama-sama digunakan untuk melindungi kaki dari panas, debu dan mungkin saja "kotoran", sepatu tetap memiliki cita rasa kemewahan tersendiri, seperti halnya baju, celana, tas dan peralatan teknologi.
Tapi tidak bagi Siti Nabila, Diah Nurseha, Wahyu, Melati dan anak-anak lain di pinggiran sejarah modernisasi. Mereka menganggap sepatu sebagai sebuah kewajiban yang harus dimiliki agar dapat pergi ke sekolah. Sama seperti kisah Ali dan Zahra. Sepatu yang hanya sepasang ini, harus mereka pelihara semaksimal mungkin agar bentuknya tetap mirip sepatu agar guru sekolah tidak mengeluarkan mereka karena dianggap tidak menggunakan sepatu.
Berbeda mungkin halnya dengan anak-anak kita dari kalangan yang dianggap mampu. Sepatu kita belikan kapan mereka mau. Kalau perlu dibeli dengan berbagai bentuk dan mode tergantung situasi dan kondisi acaranya. Kalau untuk sekolah yang berwarna hitam, untuk olah raga yang lain lagi, apalagi acara pesta dan piknik. Dan kalau sedikit saja sobek di bagian tertentu maka kita akan memasukkannya ke keranjang sampah, karena anak kita malu untuk memakainya.Tapi tidak bagi Siti Nabila, Diah Nurseha, Wahyu, Melati dan anak-anak lain di pinggiran sejarah modernisasi. Sepatu bagi mereka tetap harus dipertahankan sampai titik bentuk penghabisan. Karena, kalau tidak, mereka harus menunggu satu tahun berikutnya, menunggu jatah pembagian dari BOS pemerintah. Atau menunggu bapaknya berhasil membuat 10 anyaman bakul, itupun mengganggu stabilitas jatah makan sekeluarga.
Anda punya sepatu yang masih layak untuk mereka ?
Berikan kepada mereka, karena mungkin sepatu itu yang akan menjadi satu benih kebaikan yang kelak menolong kita di Yaumil Hisab.
Jangan berbicara tentang Facebook di hadapan mereka
Saya, Imam Subagio dan Muhammad Subhan berangkat menuju salah satu lokasi anak-anak asuh di desa Rancaiyuh Panongan Tangerang. Disana sudah menanti Endin dan Sanip (warga setempat) yang siap mengantarkan ke rumah calon anak-anak asuh sesuai dengan data yang telah diberikan kepada saya beberapa hari sebelumnya.
Karena jam masih menunjukkan pukul 10.30, kami pun minum kopi dahulu di rumah "sederhana" Sanip yang mirip warung ( dulunya memang warung betulan), sambil menunggu anak-anak pulang sekolah.
.jpg)
Kamipun ngobrol ngalur ngidul, dari masalah Abunawas, Nasrudin Hoja dan Si Jahil Juha, kemudian berlanjut ke Rokok Sehat Sin yang membuat Endin KO, masalah-masalah spiritual, hingga seputar Jin. Dan obrolan berhenti ketika adzan dhuhur berkumandang.
Kamipun pergi ke Masjid yang berjarak hanya 30 meter dari rumah Sanip. Masjid yang cukup luas dengan bangunan yang kokoh berarsitektur modern, tapi sayang tempat "pipis"nya terbuka dan beralas tanah. Yang menandakan bahwa itu tempat buang air kecil adalah adanya kran dan selokan kecil yang airnya langsung diserap oleh tanah.
Di dalam masjid sudah ada formasi jamaah 11, yaitu formasi 1 orang Imam dan 1 orang ma'mum. Sayang sekali masjid sebagus ini hanya ada 2 orang di dalamnya. Kami berlima bergabung bersama 2 orang tersebut. Dan setelah usai muncul seorang lelaki tua yang kemudian ikut sholat. Sendirian.
Setelah shalat maka kamipun segera pergi ke rumah anak-anak yang ada di dalam data. Dimulai dari rumah Wahyu, anak kelas I SDN IV Rancaiyuh Kecamatan Panongan Tangerang.
.jpg)
Tidak ada kata-kata yang diungkapkan untuk menggambarkan "rumah" Wahyu. Dinding bilik yang miring ke kanan, dengan "fondasi" yang sudah terangkat. Tambalan triplek, bambu dan bilik yang saling tumpang tindih. Sebuah kain berwarna kuning bergoyang-goyang dibelakang rumah yang ternyata adalah "pintu belakang" rumah mereka. Kain itu ternyata bekas spanduk partai PKS.
.jpg)
Sementara orang-orang yang berpunya menjadikan marmer atau keramik sebagai alas rumah, maka Pak Daim, bapaknya Wahyu cukup dengan tanah liat yangbergelombang.
Sementara sebagian besar orang-orang berlomba-lomba memenuhi isi rumahnya dengan perabot dari yang paling standar hingga yang paling mewah, maka rumah Wahyu tidak memilikinya.
Tidak ada televisi dan radio, karena kesunyian berbicara dalam bahasa yang paling rahasia.
Tidak ada lukisan-lukisan penghias dinding, karena bilik buram dapat menjadi sejuta warna.
Tidak ada foto keluarga yang menjadi kebanggaan si pemilik rumah, karena sepotong lauk tempe telah membuat mereka serasa di surga.
Tidak ada listrik di dalam sana, karena pancaran listrik tetangga sudah masuk melalui celah bilik rumahnya
Tidak ada jam dinding penunjuk waktu, karena waktu bagi mereka adalah sama.
Semuanya ketidaadaan.
Yang ada hanya sebuah bangku kayu panjang untuk orang berjualan baso dan sebuah meja usang yang diatasnya ada satu buah termos dan teko yang ditemani 1 buah gelas.
Yang ada hanya satu buah lemari yang jadi pembatas bahwa ruangan di belakang lemari adalah sebuah dapur.
Yang ada sebuah lampu templok sebagai bukti kesetiaan mereka terhadap minyak tanah
Yang ada sebuah kamar tidur untuk mereka berlima. Beralaskan tikar yang diatasnya ada sebuah kasur tipis usang.
Kamar tidur yang dikelilingi oleh karung-karung beras agar ketika hujan air tidak masuk ke dalamnya dan bebek-bebek tidak salah masuk sarangnya.
Kami tidak banyak berkata-kata, karena rumah mereka sudah bercerita segalanya.
Kami tidak banyak berbicara, karena jiwa kami tersungkur oleh ketabahannya
Kami tidak sanggup menatap mereka, karena rasa malu kepada Allah dan diri kami sendiri
Kami tidak sanggup segalanya........
Bahkan hanya sekedar menangkap pancaran mata lugu anak-anaknya
Bahkan untuk membalas senyuman tulus dari keluarga yang seolah-olah kemiskinan telah menjadi miliknya.
Hanya setetes air mata, tanpa kami sadari tumpah menjadi saksi bahwa Allah ada di dekatnya
Kami bertiga, membisu seribu bahasa di tengah berkecamuknya perasaan berdosa di hadapan Sang Pencipta
Maka jangan berbicara tentang Facebook di hadapan mereka.
Diah Nurseha
Siti Nurapipah
TTL : Tngerang, 05-10-1998
Kelas V SDN IV Rancaiyuh Panongan Tangerang.
Prestasi : Peringkat 3 dari 31 siswa
Bapaknya bernama Supadma yang bekerja sebagai kuli pembuang kotoran sapi di sebuah peternakan dengan upah 300.000 per bulan. Dan baru satu minggu ini ia sudah tidak bekerja lagi karena peternakan sapi tempat ia bekerja mengalami bangkrut.
Ibunya mengajar mengaji anak-anak sekitar di malam hari dan tanpa meminta bayaran.
Ambarwati
Ambarwati duduk di kelas VI. Ia tinggal bersama ibu dan 2 saudaranya. Ibunya berjualan nasi uduk yang penghasilannya hanya sekitar 300.000 per bulan. Bapaknya sudah tidak ada.
Siti Nabila
Siti Nabila duduk di kelas III. Ia tinggal bersama ibu dan 2 saudaranya. Ibunya, Yati berjualan nasi uduk yang penghasilannya hanya sekitar 300.000 per bulan. Bapaknya sudah tidak ada.
Ia memiliki sepatu yang sudah tidak layak untuk digunakan.
Ia dengan Ambarwati saudara beradik
Melati
Melati anak yatim. Ia duduk di kelas I SDN IV Rancaiyuh. Bapaknya meninggal dunia 1 tahun yang lalu di daerah Jatiuwung akibat kecelakaan motor. Sekarang ia bersama ibunya, Uun Juniarsih dan adiknya tinggal dengan neneknya.
Santi
Santi binti Sanam, kelas III SDN Rancaiyuh.
Bapaknya buruh pabrik dengan penghasilan sekitar 450 ribu per bulan
Sepatu Santi
Wahyu
1. Nama : Wahyu
2. No. Induk : 08.09.1041
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Tempat Tgl Lahir : Tangerang. 19 Juli 2001
5. Agama : Islam
6. Nama Orang Tua
a. Ayah : Daim
b. Ibu : Supinah
7. Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah : Buruh
b. Ibu : Ibu Rumah Tangga
8. Alamat : KP. Ranca Serdang RT.015/04
Kel. Rancaiyuh
Kec. Panongan - Banten
Wahyu bin Daim. Bapaknya bekerja sebagai penganyam rotan dengan penghasilan sekitar 250 ribu per bulan, dengan 3 anak. Rumahnya (???) penuh tambalan triplek dan bilik. Bahkan pintu belakangnya hanya berupa kain. Sedangkan tempat tidurnya hanya di atas kasur sangat tipis beralas tikar diatas tanah liat.
Anak kelas 1 SDN Rancaiyuh ini membutuhkan perlengkapan sekolah berupa sepatu, buku tulis, tas, sepatu dan seragam sekolah. Selain itu iapun belum melunasi pembayaran "uang bangku" sebesar Rp. 150.000.
Visi dan Misi
Menggapai Ridha Allah melalui benih amal kebaikan yang kelak menjadi penolong di Yaumil Hisab
Misi
Mencintai anak yatim dan dhuafa seperti Rasulullah Muhammad mencintai mereka
Memotong mata rantai kemisikinan dan kebodohan melalui pendidikan yang berkesinambungan
Menginvestasikan harta ke dalam Deposito Akhirat
Definisi Anak Asuh
adalah anak usia sekolah dari keluarga tidak mampu yang membutuhkan bantuan dari orang lain agar dapat menyelesaikan Pendidikan Dasar 9 Tahun secara berkesinambungan.
Anak Asuh
adalah Calon Anak Asuh yang telah mendapatkan bantuan dari orang tua asuh untuk mengikuti Pendidikan Dasar 9 Tahun.
Definisi Orang Tua Asuh
adalah perorangan, kelompok dan atau Lembaga / Organisasi / Badan / Perusahaan yang mempunyai minat dan potensi untuk menjadi orang tua asuh.
Orang Tua Asuh
adalah warga masyarakat, baik perorangan maupun kelompok, yang secara sukarela memberikan bantuan pendidikan kepada anak sekolah dari keluarga tidak mampu agar mereka dapat menyelesaikan pendidikan formalnya.
Orang Tua Asuh Khusus
warga masyarakat, baik perorangan maupun kelompok yang memberikan bantuan pendidikan kepada Anak Asuh dengan permintaan khusus (menentukan alamat sekolah, kelas, daerah asal, dll).
Orang Tua Asuh Mitra
warga masyarakat, baik perorangan maupun kelompok yang secara suka rela memberikan bantuan pendidikan langsung kepada Anak Asuh dengan menggunakan data yang ada.
Orang Tua Asuh Sinambung
warga masyarakat, baik perorangan maupun kelompok yang memberikan bantuan pendidikan kepada Anak Asuh secara berkesinambungan agar mereka dapat menyelesaikan pendidikan formalnya sampai tamat.
Daftar Anak Asuh
Kecamatan Pagedangan Tangerang
- Krisna bin Kuat Wahyudi, Kelas II SDN Cijantra
- Eka Sari binti Kuat Wahyudi, Kelas VI SDN Cijantra
Kecamatan Legok Tangerang
- Hasbi bin Iwan (Alm), Kelas III MI Darul Mu'min
- Tigi bin Pendek (Alm), Kelas III MI Darul Mu'min
- Mila binti Jakar (Alm), Kelas IV MI Darul Mu'min
- Hamsatun binti Murodi (Alm), Kelas V MI Darul Mu'min
- Mimid bin Jakar (Alm), Kelas VI MI Darul Mu'min
- Emar bin Ma'mun (Alm), Kelas VII MTS Al Marwah
- Sapar bin Somad (Alm), Kelas VII MTS Al Marwah
- Ayub bin Boim Kelas V MI Nurshobbah Kp. Baru Cijantra
- Indah Fajarwati binti Saleh Kelas II SDN Cijantra III
- M. Nurkholis bin Alm. Artas Kelas II MI Nurshobbah Kp. Baru Cijantra
- Neneng Nur Sopianah binti Saleh Kelas V SDN Cijantra III
- Putri Ayu binti Ecih (Janda) Kelas IV SDN Bojong Nangka
- Rohilah binti Alm. Artas Kelas V MI Nurshobbah Kp. Baru Cijantra
- M. Alawuddin Fadlurrahman bin Zainuddin Kelas I MI Nurshobbah Kp. Baru Cijantra
- Henrik bin Boim Kelas II MI Nurshobbah Kp. Baru Cijantra
Kecamatan Panongan Tangerang
- Wahyu bin Daim, Kelas I SDN IV Rancaiyuh
- Melati binti Uun Uniarsih (Janda), Kelas I SDN IV Rancaiyuh
- Siti Mulyati binti Rosyid, Kelas I SDN IV Rancaiyuh
- Sumiati binti Nala, Kelas II SDN IV Rancaiyuh
- Suminar binti Deden, Kelas II SDN IV Rancaiyuh
- Irfan Permana bin Adi Lala, Kelas II SDN IV Rancaiyuh
- Adam Maulana bin Udin, Kelas II SDN IV Rancaiyuh
- Siti Nurdiah binti Nurjaya, Kelas II SDN Rancaiyuh II
- Dedi Alfiana bin Jahana, Kelas II SDN Rancaiyuh II
- Diah bin Subur, Kelas II SDN Rancaiyuh II
- Siti Nabila binti Yati (Janda), Kelas III SDN IV Rancaiyuh
- Novitasari binti Narta, Kelas III SDN IV Rancaiyuh
- Ahmad Alfianto bin Rosyid, Kelas III SDN IV Rancaiyuh
- Elisa binti Ali, Kelas III SDN Rancaiyuh
- Diah Nurseha binti Mad Husen, Kelas III SDN Rancaiyuh
- Sumiyati binti Isah (janda), Kelas III SDN Rancaiyuh II
- Jepri bin Jasi (janda), Kelas III SDN Rancaiyuh II
- Sugian bin Nala, Kelas IV SDN IV Rancaiyuh
- Siti Farida binti Iko, Kelas IV SDN IV Rancaiyuh
- Eva binti Ali Ganda, Kelas IV SDN IV Rancaiyuh
- Sulistiya binti Minah (Janda), Kelas IV SDN IV Rancaiyuh
- Abdullah bin Mad Husen, Kelas IV SDN Rancaiyuh
- Santi binti Sanam, Kelas IV SDN Rancaiyuh
- Rahmat Hidayat bin Basir, Kelas IV SDN Rancaiyuh II
- M. Widianto bin Abid, Kelas IV SDN Rancaiyuh II
- Shely Marcelina binti Narta, Kelas V SDN IV Rancaiyuh
- Cecep Hadromi bin Hasan, Kelas V SDN IV Rancaiyuh
- Jamaluddin bin Arbani, Kelas V SDN Rancaiyuh II
- Sandi bin Nurjaya, Kelas V SDN Rancaiyuh II
- Siti Nur Afifah binti Supadma, Kelas V SDN IV Rancaiyuh
- Ambarwati binti Yati (Janda), Kelas VI SDN IV Rancaiyuh
- Toni bin Nawita, Kelas VI SDN IV Rancaiyuh
- Saman bin Jannah (janda), Kelas VI SDN Rancaiyuh II
- Janim bin Jannah (janda), Kelas VI SDN Rancaiyuh II
- Windri binti Jannah (janda), Kelas VI SDN Rancaiyuh II
- Nia Rosita binti Jahana, Kelas VI SDN Rancaiyuh II
- Siti Muti'ah binti Iko, Kelas VII SDN IV Rancaiyuh
- Iin Chaeriyah binti Ali, Kelas VII MTS Panongan
- Taufan
Kecamatan Curug Tangerang
- Rara bin Sahlan Muntahar, V SDN Curug Kulon
Kp. Cibalanarik, Singaparna Tasikmalaya
- Dewi Nuraeni binti Udin kelas VI SDN Sangiang Tasikmalaya
- Euis binti Alm Ateng kelas VI SDN Sangiang Tasikmalaya
- Desi binti Udin kelas I SDN Sangiang Tasikmalaya
- Hani binti Alm Ateng kelas I SDN Sangiang Tasikmalaya
- Deti binti Udin kelas VII MTsN Tanjungjaya Tasikmalaya
Kotabumi Tangerang
- Shabrina binti Darto Siswi kelas III SMA Kota bumi
Kecamatan Kresek Tangerang
- Mukhlisah
- Nanang
- Nuriyah
Serang
- Leny Siswi Kelas III SMK Serang
Pandeglang
- Avian Siswa kelas II SMK 7 Cilegon Pandeglang
Citayam Depok
Engga Safira binti Saprodih, Kelas IV MI Hidayatul Islam Pasir Putih Sawangan Depok
DKI Jakarta
- Hamzah bin Taufik Momuntu Siswa kelas I SMK Atthohirin
Daftar Orang Tua Asuh
- Abah Salma
- Abdul Madjid (Bank Mandiri)
- Agung Sedayu
- Ari Subandrio
- Ariyadi
- Budi Hendro
- Budi Indrawati
- Daryanto
- Deni Krisnowibowo
- Dude Rachmawan
- EM Karmawaty
- Eko Diantoro
- Eko Prihadi
- Endang Supriatna
- Erick Arrachman
- Ernawati
- Erry Dwi Prasetyo
- Imam Subagio
- Indah Suryandari
- Kenny Priani
- Komarudin
- Maman Sutriaman
- Mandu Chaerani
- Mas Herlin
- Mimien Suyatmini
- Pramujiono
- R. Soebowo
- Rezki Septiansyah (Bandung)
- RP. Harry Cahyono
- Saryono
- Sri Suyono (Yongki)
- Sudarto
- Suhartono
- Tety Gunarti
- Tri Utami
- Triningsih
- Tuningsih
- Wiwiek Surtiati
- Yayan Hendrayani
- Yossuwagiono
- Yuli Andriani
- Salahudin Rafi
- Hariyanto
- Syamsul Bahri
- Hendra (Tanjung Pinang)
Seven Steps To Heaven (Hanya untuk yang berakal)
Hanya orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran
Yaitu orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak melanggar perjanjian
Dan orang-orang yang menghubungkan tali silaturahmi sebagaimana Allah perintahkan untuk dihubungkan
dan mereka takut kepada Tuhan mereka dan takut kepada hisab yang buruk.
Dan orang-orang yang tabah karena mencari keridhaan Tuhannya,
mendirikan shalat
dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan
serta menolak kejahatan dengan kebaikan.
Merekalah yang mendapat tempat akhir yang baik
(Q.S. Ar-Ra'd 19-22)
Anda Tertarik ? Ini MLM Akhirat
Peta Panti Yatim Satu Benih
No More Lintang
