Peluhmu yang bercucuran menebas batang bambu di tengah teriknya matahari dan lebatnya air hujan, biarkanlah menetes ke permukaan tanah dan menguap ke angkasa raya, karena kelak peluh itu akan bercerita, bahwa tenaga yang engkau kuras merupakan senandung cinta kepada Sang Pemilik Sejati Manusia
Tanganmu yang kotor bercampur lumpur dan kotoran, biarkanlah meresap ke dalam pori-porimu, karena ia berirama dengan seluruh sel-sel darahmu menyanyikan tasbih cinta kepada Tuhan Pemilik Jagat Raya
Badanmu yang penat kelelahan membangun rumah cintaNya, biarkanlah tenggelam dalam tidur lelapmu, bahwa dulu tubuhmu kau tenggelamkan dalam doa-doa para Malaikat penyangga Arsy
Kakimu yang berdarah terkena kepingan bambu tajam, biarkanlah menetes ke dalam perut bumi. Karena kelak, darah yang tumpah ke dalamnya akan menjadi saksi, bahwa kakimu bersenandung zikir membangun tempat untuk anak-anak yatim kekasihNya.
Harta yang engkau korbankan, biarkanlah terus menerus engkau keluarkan dengan ikhlas, karena harta itu sesungguhnya yang akan menjadi milik sejati pada saat jasad masuk ke dalam liang lahat hingga hari kiamat.
Biarkanlah... biarkanlah... biarkanlah.....
Seluruh anggota tubuhmu, perasaanmu, pikiranmu, tenagamu, peluh dan darahmu, waktumu dan hartamu... larut dalam gelombang samudera cinta sejati milikNya.......
Karena itu semua menjadi Satu Benih Kebajikan yang akan melahirkan ketidakterhinggaan bulir kebajikan berikutnya...